PUISI RINDU

Pernah tau sebesar apa rinduku?
Lihatlah batas antara laut dan langit
Jauh?
Sejauh mata memandang, hanya rindu dan rindu yang senantiasa terbayang
Semu?
Kurasa tidak, cukup jelas. Perhatikan dengan detail, serpihan rinduku akan semakin terlihat jelas
Memang, awan mulai menghitam
Toh, itu hanya warna. Nyatanya hujanpun tak kunjung datang
Mereka hanya lewat,
Ya, tak jauh beda dengan emosiku padamu
Karena rindu, aku mulai marah padamu
Marah karena tak kunjung ada pertemuan yang memang itu satu-satunya obatnya
Toh kemarahanku hanya sementara, layaknya si awan hitam yang lewat saja
Perlahan ia akan mereda
Aku masih setia
Masih sangat setia menunggu obat dari rinduku
Masih setia menunggu kedatanganmu
Sekalipun mata mulai lelah
Pikiran mulai penat
Hati mulai merintih
Toh, dengan segenap keyakinan akan kubuktikan bahwa penantianku tak akan sia-sia

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

iklan